CINDERAMATA, makanan, kerajinan, kesenian, dan tempat wisata ataupun apa saja bisa menjadi ciri khas dan menjadi kebanggaan bagi sebuah daerah. Begitu pula Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, dikenal dengan sebutan Kota Santri, Kota Simping, dan sentra kerajinan Plered yang memiliki banyak ciri khas.
Purwakarta dikenal juga dengan kulinernya yakni Sate Maranggi dan buah manis segar yaitu Manggis. Sehingga tidak heran, jika Purwakarta yang diapit Ibukota Negara Jakarta dan Ibukota Provinsi Bandung menjadi tujuan bagi para wisatawan dan investor untuk turutberinvestasi di daerah yang memiliki karakteristik ini.
Di daerah Jawa, seperti Jawa Tengah. JawaTimur, dan Jawa Barat serta daerah lainnya di luar provinsi di Pulau Jawa, ada pula kain yang menjadi ciri khas daerah seperti kain batik, kain songket. dan jenis kain lain yang menjadi ciri khas bagi daerahnya. Begitupun di Jawa Barat termasuk di Purwakarta.
"Sampai saat ini tercatat ada sekitar 16 kabupaten di Jawa Barat yang memiliki kain khas batik." papar Ir Heny Herawan Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Purwakarta kepada Pelita di ruang kerjanya. Masing-masing kabupaten memiliki motif batik yang berbeda dan menjadi kebanggaan bagi daerahnya termasuk Kabupaten Purwakarta.
Batik khas Purwakarta.jelas Herry, memiliki motif tersendiri tidak seperti daerah lainnya. Batik Purwakarta dikenal dengan sebutan Batik Kahuripan. Dimana dalam motif batik tersebut sangat memiliki makna yang sangat besar dalam roda pembangunan Kabupaten Purwakarta yang berkarakter. Ketetapan Batik Purwakarta yang memiliki tujuh makna, tertuang dalam Peraturan Bupati (Perbup) No 33 tahun 2009 yang ditandatangani oleh Bupati H Dedi Mulyadi pada tanggal 22 Juli 2009. Bahkan ke depannya, batik Purwakarta juga akan dipatenkan ke Departemen Hukum dan HAM Republik Indonesia.
Tujuh makna
MAKNA yang tersirat dalam motif batik Purwakarta, terang Herry Herawan. yaitu berwarna dasar hitam dengan motif warna kuning emas. Bergambar dua pilar atau yang dikenal di tataran Sunda dengan sebutan Gerbang Indung Rahayu yang melambangkan Dua Kalimah Syahadat yang bermakna Hakekat dan Syariat.
Makna yang ketiga, dalam motif batik Purwakarta, yaitu alap yang tinggi atau disebut Suhunan Julang Ngapak yang melambangkan perlindungan dan mengayomi seluruh warga Kabupaten Purwakarta. Makna keempat, yaitu Uga lekukan yang memiliki makna Iman, Islam dan Ikhsan.
Makna yang kelima, dalam motif batik Purwakarta yaitu Kujang, merupakan kepintaran (wibawa) yang juga merupakan senjata dan simbol di tataran Pasundan. Sedangkan makna keenam, yaitu motif bunga Melati, melambangkan kesucian dan keharuman dan makna ketujuh, dasar hitam dengan garis yang melewati dua pilar di bawah melambangkan jalan yang mulus, air mengalir, dan subur makmur.
Tujuh makna yang ada dalam mouTbalik Purwakarta tersebut, semuanya menggambarkan makna Kesun-daan dengan nilai-nilai luhur dan langkah operasional yang dirangkum dalam visi dan misi Purwakarta serta sembilan langkah dalam membangun negeri yang sejahtera menuju Digjaya Purwakarta. Lomba batik
BATIK khas Kabupaten Purwakarta, cerita Herry,awalnya muncul bukan dari para pembalik atau sebuah industri. Namun bermula dari adanya lomba mencari ciri khas batik untuk pegawai negeri (PNS) di Purwakarta yang diikuti oleh semua organisasi perangkat daerah (OPD)-yang ada di Kota Simping Ini.
Dari batik-batik yang diperlombakan tersebut. Dinas Perikanan dan Peternakan mencoba menciptakan motif batik yang diselaraskan dengan "Purwakarta Berkarakter" yang sekarang dikenal dengan sebutan Batik Kahuripan yang waktu itu keluar sebagai pemenang dalam lomba batik tingkat kabupaten.
Batik Kahuripan yang memiliki tujuh makna filosofi tersebut, kemudian ditetapkan sebagai batik khas Purwakarta melalui Peraturan Bupati. "Sekarang ini memang masih belum semua PNS di Purwakarta memiliki Batik Kahuripan sebab keterbatasan dalam produksinya." kata Herry.
Jika semua PNS di Purwakarta telah memiliki dan mengenakan Batik Kahuripan. maka ke depannya batik tersebut akan dipasarkan di masyarakat. Sehingga, tidak hanya PNS saja yang mengenakan Balik Kahuripan ini tapi juga pegawai swasta dni) seluruh masyarakat Kabupaten Purwakarta.
Setelah mendapat hak paten dari Depkumham sambung Herry, pihaknya akan mengajak para pembatlk di Kabupaten Purwakarta untuk turut berkiprah dalam pembangunan Purwakarta dengan cara bersama-sama mengembangkan dan membesarkan produksi Batik Kahuripan yang menjadi ciri khas Kabupaten Purwakarta.
Tidak hanya Batik Kahuripan saja, sambung Herry Herawan. bahkan kedepannya di Kabupaten Purwakarta juga akan ada motif-motif batik lain ciri khas Purwakarta seperti motif buah Manggis yang menjadi buah unggulan, pohon Jamuju. dan juga batik bermotif ikan Balidra dimana ikan tersebut merupakan ciri khas Ikan Purwakarta.
(yan hendrayana)
Sumber :
Pelita, dalam :
http://bataviase.co.id/node/182911
15 Juni 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar